Terlalu Cinta?

Cinta, kata yang sering sekali saya dengar dan saya baca pada banyak kesempatan. Anda semua pasti sama dengan saya dalam hal ini, sayangnya saya sampai sekarang tak paham betul dengan istilah ini. Ketidakpahaman saya mungkin karena pemakaiannya dalam kalimat yang bisa jadi sering tidak tepat. Saya yakin cinta bukanlah rasa suka.

Menurut dugaan saya, cinta itu sesuatu yang adanya diantara rasa suka dan benci. Saya tak bisa menjelaskan dengan uraian yang panjang lebar dan mencerahkan untuk dugaan saya itu, saya harap anda tidak menuntut banyak dari saya. Pokoknya begitulah.

Dan ngomong-ngomong soal cinta ini terkait dengan istri saya. Beberapa hari lalu seorang teman mengatakan pada saya kalau istri saya terlalu cinta kepada saya, pernyataan yang kemudian terus terngiang di telinga hingga kini. Teman itu mengatakan begitu setelah saya ceritai tentang istri saya yang cemburuan: ada nomor telepon baru... curiga, saya pergi kemana selalu ingin tahu dan lihat ada poto cantik saat saya buka facebook langsung merengut. Terakhir saya pulang larut malam dia sedang menangis sendirian (kalau yang ini ternyata karena dia baru saja ribut dengan tetangga).

Kiranya benar kata teman itu, kalau istri saya suka sama saya atau sangat menyukai saya pastinya pada apapun yang ada pada saya atau saya perbuat dia menyukainya atau mendukung. Kalau dia benci saya, pastinya akan selalu tidak menyenangkan diri saya ini di matanya. Tapi istri saya ini paling seneng kalau dikeloni dan selalu menunjukkan kejengkelannya saat saya dianggap menjauh. Kadang bikin pusing, tapi lebih sering menggelikan.

Semoga istri saya tidak terlalu cinta pada saya seperti kata teman tadi, cukuplah yang sedang-sedang saja. Karena konon sesuatu yang terlalu sama dengan berlebihan dan tidak baik untuk kesehatan. Jadi intinya saya ingin istri saya sehat selalu agar tak pergi ke rumah sakit.