Sabtu, 06 Oktober 2012

Menonton Wayang di Musium Gajah

Entah wajib atau tidak mengenal wayang, yang jelas sebagai orang Jawa saya lumayan kenal dengan peninggalan nenek moyang ini. Dari kecil saya sudah mengagumi bentuk wayang golek dan senang menonton pertunjukannya. Menonton pertunjukan wayang orang juga tak pernah ketinggalan di TVRI jaman dulu. Tapi dengan wayang kulit saya baru kenal belakangan, hal itu karena di desa saya hampir tak pernah ada orang nanggap wayang kulit, jadi bisa dikatakan tak pernah bertemu langsung dan menikmati keindahan bentuk dan aksi pertunjukannya.


Saya baru menyadari dan mengagumi kekuatan seni wayang kulit kemarin, ketika mondar-mandir menikmati aneka bentuk wayang kulit dan bagaimana wayang kulit dibuat. Ya, kemarin saya tak sengaja berkunjung ke Museum Gajah atau Museum Nasional yang lokasinya di sebelah barat Taman Monas yang ternyata di sana sedang berlangsung pameran wayang. Pameran dengan tajuk Wayang Merentang Jaman itu berlangsung sejak tanggal 25 September dan akan berakhir tanggal 10 Oktober pekan depan. Bagi anda yang ingin menikmati warisan leluhur silahkan datang, besok tanggal 7 Oktober akan ada lagi demo pembuatan wayang dan untuk pertunjukan pada tanggal 10 Oktober, mungkin sekalian untuk penutupan.

Pameran ini sepertinya sepi pengunjung, padahal banyak acara yang dijadwalkan selama penyelenggaraan pameran. Ada pertunjukan wayang, ada diskusi, ada demo membuat wayang, tapi karena kurangnya pemberitaan ketika saya tak sengaja ke sana Minggu kemarin yang jadwalnya ada pertunjukan ternyata suasananya sepi. Mestinya panitia menyebar poster yang ditempel di pinggir-pinggir jalan atau mengiklankannya lewat koran sebagaimana event lain.

Sebagai harta yang luar biasa berharga dan hampir dilupakan mestinya penyelenggaraan pameran semacam ini diagendakan rutin. Setiap tahun di tempat yang mudah dijangkau oleh segenap warga dengan promosi besar-besaran wajib dilakukan oleh pemerintah. Anak-anak muda yang lebih akrab dengan film porno dan game online harus dialihkan perhatiannya ke seni leluhurnya, setidaknya biarkan mereka melihatnya walau sambil lalu. Jangan sampai ketika orang-orang tua kita meninggal nanti, nasib wayang ikut serta terkubur dan tinggal kenangan.






8 komentar:

dongeng wayang mengatakan...

sepertinya sepi pengunjung..
wis gak jamane mas
ramainya paling waktu wayang mo diklaim milik negara lain hehhe
#kabuur

Obat Sakit mengatakan...

aku juga suka wayang cak
bagus banget

Anonim mengatakan...

Waktu kecil sering nonton wayang kalau hari minggu pagi sambil nunggu film kartun :)

Una mengatakan...

Wah 10 oktober pas aku libur kuliah,
aku pengen cob nonton ah ke museum gajah...
Tak catet sik...

nuel mengatakan...

dulu ada pertunjukan wayang di TV, tapi kayaknya sekarang nggak ada lagi.. -_-

Miftahgeek mengatakan...

Sepi karena fokus orang udah ga ke museum lagi, toh semuanya udah ada di internet :)

Btw saya belom pernah nonton wayang sampe kelar, paling mentok jam 12 udah ngantuk XD

kumpul mengatakan...

Biar sepi harus sering-sering diadakan acara seperti ini untuk menjaga klestarian budaya kita.

Muhammad A Vip mengatakan...

alkatro:nah itu, kita sia-sia tapi giliran ada yang mau manfaatin malah ngamuk
Tomo:ya, setidaknya mengagumi bentuk fisiknya
Una:nonton, bayar 5000 perak
nuel:ya, televisi sudah gak peduli
Miftah:saya juga, tapi yang penting tetap suka
kumpul:ya, biar tetap kumpul