Pelukis Jalanan, Pelukis Wajah

Kalau anda jalan-jalan ke kawasan Kota Tua lalu tiba-tiba anda ingin beli barang elektronik kemudian bergegas berjalan kaki ke arah Glodok sangat mungkin anda melihat mereka. Mereka para pelukis wajah yang mangkal di pinggir jalan depan pertokoan lama arah Pancoran dari Museum Bank Mandiri. Mereka adalah sekelompok pelukis yang siap dibayar untuk melukis gambar diri anda. 

Saya sebagai orang yang merasa kalau difoto hasilnya tak sesuai aslinya jelas tak pernah menggunakan jasa mereka, tapi sebagai orang yang gemar menikmati kemampuan orang-orang terampil, melihat mereka melakukan pekerjaan mereka sangatlah menghibur. Setidaknya mengingatkan diri di masa kanak-kanak ketika hari-hari diisi dengan menggambar dan menggambar.

Ya, dulu saat masih kecil saya dikenal sebagai tukang gambar. Lantai rumah tak pernah kosong dari gambar-gambar dari kapur tulis. Buku sekolah isinya gambar bukan tulisan. Dan kalau ada tugas menggambar pasti nilainya delapan. Sampai saat di bangku esempe sempat terpikir ingin jadi tukang gambar untuk Lembar Bergambar harian Pos Kota, sayang gagal total.

Itu masa lalu, sekarang entah mengapa tak pernah mencoba untuk melukis lagi, padahal ingin. Tentu bukan pelukis wajah dan mangkal di pinggir jalan, karena saya orang yang tak bisa konsentrasi saat bekerja ditunggui atau ditonton banyak orang. Saya orang yang biasa bekerja dalam sunyi.

Kepada pembaca yang siapa tahu adalah pelukis-pelukis teman dari bapak yang ada di dalam foto, tolong dong kasih tahu bagaimana caranya agar saya tidak grogi saat bekerja di tempat umum. Nanti saya bantu cari order deh...