Kamis, 19 Juni 2014

Ingat Dolly, Ingat Kampung

Sedang ramai di Surabaya hari-hari sekarang, sebabnya karena kompleks pelacuran yang konon terbesar se-Asia Tenggara: Gang Dolly, harus tutup sesuai surat keputusan Pemda setempat. Nonton di tivi tampak seru sekali, saya rasa layak untuk difilmkan. Warga setempat melakukan perlawanan, mereka sepertinya siap perang, semoga peristiwa 10 November 1945 tidak terulang lagi.  Sudah bukan rahasia saya kira, Arek-arek Suroboyo itu terkenal bondo nekat.

Nomong soal Dolly saya jadi ingat kampung. Di kampung saya ada orang yang saya yakin seluruh desa kenal, namanya panggilannya Dolly (saya tulis demikian biar berkesan keren, padahal mungkin aslinya ditulis biasa saja: Doli). Man Dolly ini sejak jaman saya masih kecil sampai kini beliau masih eksis. Terakhir pekerjaannya narik becak.

Man Dolly ini terkenal karena orangnya aktif sekali. Banyak pekerjaan yang dilakukannya, jadi kenek angkot, jadi sopir angkot, narik becak, dan pemain sepak bola juga. Di desa saya ada banyak persatuan sepakbola, salah satunya persatuan sepakbola para sopir dan kenek angkot, dan Man Dolly termasuk salah satu pemainnya, dulu tentu saja jaman saya kecil.

Man Dolly sekarang sudah tua pastinya, tapi terakhir saya melihatnya masih seperti dulu. Mungkin karena badannya kecil dan tidak gendut, jadi biar tua masih bisa tampak muda. Orangnya tidak ganteng, matanya bermasalah karena warna hitamnya kelabu, tidak hebat juga sebagai pemain sepakbola kecuali semangatnya ketika sruduk sana-sruduk sini dan saya yakin banyak yang meremehkannya, karena saya pernah menyaksikan beliau dipukuli Man Mano seorang tukang becak yang badannya besar gara-gara angkot yang dibawanya lewat dan mengangkut seseorang yang tadinya mau naik becak. 

Ingat Man Dolly saya jadi yakin bahwa agar jadi orang terkenal tak perlu ganteng, cantik, keren, kaya dan melakukan hal-hal hebat. Man Dolly orang biasa, tidak jelas sekolahnya, melakukan pekerjaan apa saja, tapi terkenal dan akrab dengan semua orang. 

Ada peristiwa yang selalu teringat dengan jelas, mungkin karena dari peristiwa itu saya tahu kalau cewek ngobrol berdua sangat mungkin yang diomongkan adalah masalah cowok, yaitu ketika saya (waktu itu masih esde) sedang duduk di jembatan menghadap ke kali, lalu  di belakang saya ada dua cewek remaja yang sedang menunggu angkutan umum sambil ngobrol lalu melihat Man Dolly lewat, salah seorang cewek itu berkata pada temannya, "Dolly, adol peli" yang langsung disusul tawa berdua. Saya yang membelakangi mereka jelas ikut senyum-senyum yang ternyata mereka sadar kalau ada saya dan langsung memanggil nama saya yang tanpa menengok kemudian saya langsung lari tungganglanggang.

Dolly, singkatan dari adol peli? Hahaha... untung Man Dolly tidak mendengarnya, soalnya yang ngrumpiin dua cewek yang terkenal cantik di desa saya. Mau tahu adol peli itu apa? Adol itu bahasa Jawa yang artinya jual dan Peli adalah alat kelamin laki-laki. Ada-ada saja ya?

Gambar: komas.com

10 komentar:

Asep Haryono mengatakan...

Luar biasa. Saya malah heran dengan sikap Pemerintah terhadap warga eks Dolly ini. Mengapa pemerintah begitu murah hatinya memberi "pesangon" untuk warga eks DOLLY?. Bagaimana dengan nasib para korban eks LAPINDO yang bertahun tahun menggantung nasibnya, dan belum tuntas masalahnya? Dimana keadilan dan rasa kemanusiaannya?

Muhammad A Vip mengatakan...

Dikasih pesangon toh mas? wah, saya gak baca beritanya tuh

Muhammad A Vip mengatakan...

Dikasih pesangon toh mas? wah, saya gak baca beritanya tuh

pakde sulas mengatakan...

Dolly, he he he...sepuluh tahun lalu ...kebetulan rumah pakde hanya 5 menit dari dolly, jadi dengan sangat pasti pakde tahu kelakuan mereka.

sekarangpun pakde juga tinggal di eks-lokalisasi ( ditutup tahun kemarin)di surabaya juga

kembali lagi ke dolly. sebenarnya yang menolak itu bukan warga asli di sana, tetapi adalah para pekerja yang mencari duit di dolly/para pendatang yang menyewa rumah di sana.

Heran ya, diajak ke jalan yang benar kok menolak, dasar dajjal

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

Hahaha.. Ngakak denger bagian akhirnya... =D

IQROZEN mengatakan...

Kalo saya mau rubah judul, ingat dolly ingat masa SMA... Sempat mampir juga di sana wkwkwk...

Salam dari Pulau Dollar

Muhammad A Vip mengatakan...

Pakde: syukurlah pakde gak ikut menolak haha

Muhammad A Vip mengatakan...

Nuel: jangan bilang2 ke man dolly lho

Blogs Of Hariyanto mengatakan...

kasihan juga mang doli dipermainkan namanya oleh cewek ya....
semoga saja nasibnya tidak seperti gang dolly di surabaya...yang penuh dengan kemaksiatan...
keep happy blogging always..salam dar Makassar :-)

Muhammad A Vip mengatakan...

Abu Zaini: pengalaman oke tuh
Mas Har: damai makasar selalu Mas