Kembali tanggal 28 Oktober. Artinya kembali mengingat
peristiwa sekian puluh tahun lalu di Jalan Keramat Raya, Jakarta: Sumpah
Pemuda. Dulu pada masa Hindia Belanda anak-anak muda dari banyak suku di
Nusantara berkumpul mengikrarkan diri bersatu demi kemerdekaan. Begitu heroik.
Dan peristiwa itu kini pada tanggal ini dikenang sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Dulu para pemuda berkumpul mengadakan kongres dan
menghasilkan Sumpah Pemuda. Sumpah yang menjadi catatan penting sejarah
berdirinya Negara Indonesia. Sumpah yang tidak main-main, karena berangkat dari
rasa prihatin sebagai bangsa terjajah. Sumpah yang kemudian diharapkan jadi perekat
dan pemersatu bangsa yang bineka ini.
Semoga semangat mereka abadi, merasuki pemuda-pemuda masa kini di zaman yang
berbeda.
Dan baru sehari berlalu, di Jakarta pula telah bersumpah
beberapa orang hebat negeri ini. Mereka bukan pemuda tapi mantan pemuda. Mereka
manusia yang telah dipilih dan diangkat
menjadi para pembantu presiden baru Indonesia. Mereka adalah para menteri,
mereka telah bersumpah jabatan, bersumpah bahwa mereka siap bekerja demi bangsa
dan negara. Mereka bukan lagi golongan pemuda karena usia mereka sudah diatas
empat puluh tahun semua (konon batas disebut pemuda adalah umur 18 sampai 35
tahun). Tapi pastinya sumpah mereka dijiwai oleh semangat kepemudaan dan semoga
sesuai moto pak Presiden Jokowi: Kerja,
Kerja, Kerja! Walau bukan lagi pemuda tapi jiwa mereka diharapkan jiwa pemuda.
Sumpah sepertinya memang penting. Dengan bersumpah
seseorang telah menunjukkan kepada yang lain bahwa dirinya bersungguh-sungguh
untuk berbuat. Walaupun sesungguhnya tak perlu bersumpahpun kesungguhan mungkin
saja dibuktikan, begitu juga sebaliknya sumpah pun bisa cuma omong kosong yang
menipu. Apalagi sumpah jabatan, yang karenanya akan ada banyak keuntungan materi
yang didapat. Semoga walau telah banyak pejabat negeri ini melanggar sumpah
jabatan, sumpah tetaplah sumpah, sesuatu yang bernilai lebih dari sekedar
ucapan.
Para pemuda zaman Hindia Belanda telah membuktikan
sumpahnya dengan terwujudnya Indonesia sebagai negara. Para pemuda generasi
berikutnya diharapkan bisa meneladaninya. Indonesia baru saja memulai langkah
baru menuju Indonesia Baru dengan dilantiknya presiden baru dan menteri-menteri
baru dalam suasana Sumpah Pemuda. Suatu mementum penting khususnya bagi para
pemuda.
Dan pada akhir tulisan ini, mungkin penting untuk diingat
bahwa bagaimanapun sumpah gampang diucapkan dan sudah jadi komoditas, generasi
muda haruslah tetap menyadari bahwa sumpah bukanlah pernyataan seremonial. Sumpah
adalah janji seseorang pada alam semesta. Maka kepada para pemuda, jika anda telah
bersumpah (sumpah apapun itu) maka perjuangkanlah, atau alam semesta akan menunjukkan
kemurkaannya.
Hidup pemuda!
7 komentar:
lho saya koq tau2 disuruh komen? mana bacaannya. ohh, kotaknya yang sebelumnya ya? haha.
setuju Kang, setuju banget. yang penting karya nyata sebagai bukti, bukan sekedar komitmen nihil tanpa ujung kan
benar, tanpa ujung gak enak haha
betul sekali
kita tidak membutuhkan sumpah2 dari pemuda/generasi penenrus bangsa ini, tapi kuta membutuhkan hasil karya nyata yang bergunu untuk sesama, betul tidak ??!!! hehehe
betul jadi pemuda jangan mudah bersumpah bila belum yakin dapat menjadikannya nyata, salam perkenalan ya
kalau beda prinsip memang gitu, suka ga legowo
setiap pemuda memiliki sifat kanak-kanak bukan :peace:
*untuk masalah office perlu menjelaskan lebih detil kendalanya
Posting Komentar