Harga BBM
(Bahan Bakar Minyak) setelah naik dan turun kini perlahan tapi pasti menanjak maning. Harga baru—untuk jenis premium— Rp 7400 dari sebelumnya Rp 6900. Sungguh,
saya sempat dibikin kaget dengan perubahan terakhir yang cuma limaratus perak
itu. Bukan karena besaran nilai nominalnya, tapi saya kaget oleh caranya yang sepertinya lebih gampangan. Tak diumukan pakai
seremoni oleh presiden, penetapannya yang sepengetahuan saya pada awal bulan
dan tengah bulan pun tidak dilakukan.
Hari Jumat lalu, tepatnya tanggal 27 Maret 2015 saya
baca berita Pertamina mengusulkan
pada Pemerintah Rp 8200 untuk harga baru BBM
jenis premium. Besaran yang akhirnya sama-sama kita tahu ditolak karena mungkin
terlalu drastis kenaikannya dan pemerintah hanya menikkan sebesar limaratus
rupiah. Waktu esoknya saya baca berita lagi dan harga menurut berita telah ditetapkan
saya kira harga baru itu akan berlaku pada hari ini (1 April), ternyata pada
Sabtu (28 Maret) itu juga harga di SPBU
telah berubah. Saya kaget karena rencanannya saya akan beli BBM pada hari Senin atau Selasa.
Kali ini tak ada berita hiruk pikuk soal antrian
kendaraan bermotor di tempat pengisian
BBM, padahal saya sempat mengira hal itu akan terjadi. Sepertinya apa yang
dilakukan oleh pemerintah dengan tidak menetapkan harga baru pada satu April merupakan
strategi yang benar-benar telah dimasak. Menaikkan harga sebesar limaratus
rupiah mungkin tidak seberapa, tapi perubahan angka dari enam ribu ke tujuh ribu pasti bikin
orang menggerayang dompet. Buktinya ada
yang sempat mengajak saya membeli dalam
jumlah besar untuk perediaan setahun, tapi nggak jadi karena harga sudah
terlanjur naik.
Dari enam ribuan kini ke tujuh ribuan. Harga pun
setengah bulan kemudian dipastikan akan kembali berubah. Kemungkinan besar akan
kembali naik, apalagi Pertamina menyatakan harga keekonomian pada angka delapan
ribu ke atas, maka saya mulai memaklumi
perasaan diri sendiri yang mulai waswas. Anggaran untuk BBM akan naik, presiden
yang saya dukung akan kembali kena hujatan dan berita mahasiswa demo di jalan
akan ramai lagi.
Entah berapa pasnya harga BBM untuk orang Indonesia?
Ada yang bilang harga BBM kita kini termurah se-Asia Tenggara. Ada yang pengin harga
Orde Baru, tapi untungnya tak ada yang minta BBM gratis. Kalau saya hanya ingin ada
pemisahan yang tegas untuk BBM kendaraan
pribadi dan BBM untuk kendaraan umum. Sebab harga murah untuk semua nyatannya
juga bermasalah: angkutan umum hampir punah dan kendaraan pribadi bikin resah.
3 komentar:
Wahahahah iya benar juga. DUlu harga harga naik karena BBM dituding penyebabnya. BBM Naik mska harga harga pada solider ikut ikutan NAIK> Giliran BBM turun harga ya tetap NAIK nda turun turun. Aneh
pusing ah naik turun begitu..
Asep: saya yakin para pedagang lebih seneng situasi ini Pak
Nandar: hahaha
Posting Komentar