Minggu begini, hari libur, paling enak rebaan di
tempat tidur sambil membayangkan beberapa saat lagi ada yang mengetuk pintu
yang ternyata seorang artis sinetron idola. Artis itu sudah saya booking seharga 200 juta rupiah untuk
satu hari penuh, yang uang mukanya sudah
saya setor sebanyak 30 persen pada germonya yang berinisial RA. Tak peduli RA
sekarang sudah ditangkap polisi, pokoknya saya tetap asyik menghayal di sini. Tak
peduli juga si artis idola tak datang, toh istri saya tidak kemana-mana. #GuaMahGituOrangnya.
Menghayal, begitulah pekerjaan kebanyakan orang yang
meski tidak dibayar dan sering ditertawakan, tapi saya yakin semua orang melakukannya (cuma ada
yang berlarut-larut dan ada yang sekedarnya saja). Dan karena dari kemarin sore
membaca berita tentang seorang artis dan germonya yang tertangkap basah di
hotel bintang lima saat bertransaksi, saya jadi ikut membayangkan diri jadi
orang yang punya banyak duit. Semoga saya bisa punya banyak duit, dan semoga
saya cuma kali ini menghayal pakai jasa peeska, naudzubillahi mindzalik.
Berita tertangkapnya seorang artis dan germonya saat
transaksi adalah kelanjutan dari aksi obrak-abrik prostitusi online oleh
polisi. Setelah sebelumnya polisi melakukan penggerebekan di kamar-kamar kos
dan apartemen, kini sasarannya hotel berbintang. Kalau sebelumnya pekerja
seksnya abege-abege anak sekolahan dan kuliahan, kini seorang publik figur. Entah
siapa lagi yang akan tertangkap, adakah peeska dari kalangan ibu-ibu pengajian?
Dulu setiap kali mendengar obrolan tentang artis ini
artis itu yang katanya bispak alias bisa dipakai saya cuma mendengarkan sambil
lalu, karena sudah lazim orang-orang punya kebiasaan ngerumpi artis. Tapi sekarang
dengan tertangkapnya artis berinisial AA jangan-jangan rumpa-rumpi itu ada
benarnya. Walau benar atau tidak, nyatanya kelakuan para artis itu di depan publik
sejauh ini sudah sangat-sangat merusak. Maka apa jadinya jika ternyata
terungkap banyak diantara artis-artis cantik idola seluruh warga itu ternyata
memang bispak dan bisyar?
Tapi sudahlah, bagaimanapun kebobrokan semacam ini
bukan sesuatu yang baru, tinggal bagaimana orang-orang yang peduli pada nasib
generasi muda melakukan upaya-upaya perlindungan. Pemerintah mestinya melakukan
upaya serius dengan membenahi siaran-siaran televisi kita yang cenderung tanpa
mutu, para ulama tak sekedar bisa memobilisasi massa, dan sekolahan harus
dicegah jadi pabrik mesin penghasil uang.
Akhirnya sampai di sini saya sudah tidak menghayal
lagi. Ternyata benar, ngeblog lebih baik daripada bengong. Bengong bikin
menghayal panjang dan tak ada yang bayar, ngeblog bisa menghentikan khayalan
dan sesekali ada yang bayar. #GuaMahGituOrangnya
3 komentar:
Blogger ada yang bisa dipakai kagak ? jika ada kasih ke aku dong. Aku mah orangnya begitu, tidak bisa bengong.
enyong tadi be mau nulis dengan tema ini koh, tapi kedisitan sama sampeyan
sampeyan jakarta kan ya Kang? ketemuan yuh
Posting Komentar