Akhirnya, pemilihan kepala daerah
atau pilkada atau pemilihan gubernur di DKI Jakarta selesai di putaran kedua. Syukur
Alhamdulillah tak sampai tiga putaran, apalagi sampai empat, lima, bahkan
sampai sepuluh putaran, karena dua putaran saja sudah bikin perut mual. Semoga yang menang tidak jumawa dan yang
kalah berlapang dada. Selamat buat pasangan Anis-Sandi, semoga jadi pemimpin
Jakarta yang lebih hebat dari para pendahulunya.
Pilkada DKI yang baru lalu memang
bukan urusan orang Jakarta saja. Di daerah saya yang ada pilkada juga tahun ini
(2017) pun perhatian warganya saat penghitungan suara konsentrasinya ke pilkada
Jakarta. Apalagi ada tetek-bengeknya di sana yang menarik perhatian seluruh
orang Indonesia bahkan dunia, pilkada ini semoga bisa menjadi pelajaran bagi
segenap manusia, bahwa hidup ini memang asyik walau sering juga menjengkelkan.
Dan asyiknya pilkada memang
benar-benar terasa bagi siapapun yang terlibat. Pada pilkada yang cuma satu
putaran di tempat saya, keterlibatan saya konkrit karena saya jadi pengawas. Jelas
asyik karena saya dapat bayaran dalam tugas yang tidak berat tapi justru asyik.
Jadi benar-benar asyik. Sayang paslon yang ikut pilkada cuma dua, andai lebih
dari dua dan sampai dua putaran pasti lebih asyik.
Hidup memang harus dibikin asyik. Dan
agar tetap asyik hidup harus bisa dinikmati. Cuma sayang, yang mudah dinikmati
ternyata yang enak-enak atau yang menyenangkan hati. Seperti bayaran jadi
pengawas, dapat makanan gratis, dapat uang saku atau jadi tim sukses paslon
yang menang-kalah dapat duit sekantong kresek. Tetap asyik ketika orang yang
kita dukung ternyata kemudian mengecewakan sepertinya rada sulit, apalagi bagi
orang-orang yang tak asyik. Banyak contoh kawan jadi lawan; dalam kasus pilkada
DKI yang baru lalu jelas sekali, dan bagi saya yang penonton ternyata asyik
juga.
Dalam beberapa bulan kedepan DKI
Jakarta akan berganti gubernur, saya berharap hidup akan tetap asyik bagi
semua, apapun yang terjadi. Jadilah orang yang asyik, jadi kurangilah berisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar