Boxing
Day, saya mengenal istilah ini karena menggemari
English Premier League. Tradisi berbagi bingkisan di Hari Natal yang kemudian
di bawa ke lapangan sepakbola ini memang tradisi yang cuma ada di Inggris. Ketika
kompetisi sepakbola di negara-negara Eropa libur Natal, di Inggris justru dilangsungkan
pertandingan pada satu hari setelah perayaan Natal. Andai saja tradisi semacam
itu ada di Indonesia mungkin pertandingan sepakbola yang unik ini di sebut ‘Nyadran’ atau Halal bi Halal. Dan sangat
mungkin lebih menarik dari Boxing Day
di Liga Inggris.
Orang
Indonesia sudah kita sama tahu sangat menggemari olah raga sepakbola, dari
pekarangan rumah di pelosok desa sampai di lapangan beton di kota besar setiap hari
selalu ada orang main sepakbola. Dari anak-anak sampai orang tua, dari yang
serius berkompetisi sampai yang cuma rebut mulut di depan televisi, di
Indonesia setiap hari mudah ditemui. Walau tidak ada prestasi yang menbanggakan
di cabang olahraga ini, tapi soal kegilaan pada sepakbola saya yakin orang
Indonesia tak kalah dengan orang Brasil atau Inggris yang dianggap sebagai
moyangnya sepakbola itu.
Maka
mengandaikan Boxing Day ada di
Indonesia saya kira wajar, bahkan saya pikir perlu dikaji oleh PSSI (hahaha), Apalagi
suporter sepakbola kita gemar sekali tawuran, rasanya pertandingan Halal bi Halal
bisa jadi solusi perseteruan antara Jak Mania dan Bobotoh. Ketika hari sedang
dipenuhi kebahagiaan, dompet orang tebal-tebal, ada berlangsung pertandingan
sepakbola sepesial pasti stadion penuh sesak.
Tak
harus hari kedua lebaran, bisa hari ketiga atau sepekan setelah hari lebaran
tiap-tiap liga menyelenggarakan pertandingan resmi sekalian Halal bi Halal. Dan
karena lazimnya pada acara Halal bi Halal ada hidangan ketupat maka di stadion
tempat berlangsungnya pertandingan juga di sediakan ketupat dengan segala
pendampingnya. Setiap penonton yang datang membawa tiket bisa langsung menuju ruang
prasmanan, makan-makan sembil bercengkrama, minal
aidin wal faizin-an sebelum duduk di bangku penonton. Lalu ada pula acara seremonial
maaf memaafkan antar supporter yang diwakili satu dua orang.
Terbayang
tradisi ini andai ada di sini pasti sepakbola
Indonesia akan sangat terkenal di dunia.
Tak perlu prestasi atau jadi peserta rutin Piala Dunia, asalkan sepakbola
Indonesia jadi berita dan jadi obrolan
para penggemar sepakbola seluruh dunia rasanya sudah cukup jadi kebanggaan.
Bagamana
saudara-saudara?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar