Kenapa pula setiap kali menjelang datang
peristiwa Tahun Baru perasaan jadi berasa tegang? Ingat kegagalan-kegagalan dan
ingin ikut-ikutan membuat catatan
peristiwa-peristiwa yang dianggap penting itu, lalu
mencatat daftar keinginan di tahun yang akan datang. Mengingat kegagalan-kegagalan
dan waktu hampir habis, ah.
Saat ini kalau mendengar radio,
penyiarnya pasti sedang nyerocos
tentang resolusi, target, gol gol gol dan gol yang dilakukan para pemain-pemain
Manchester City…hahaha. Kalau dipikir-pikir rasanya bodoh, hidup terus menerus
dikuasai keadaan, tidak merdeka. Orang-orang makan enak, padahal diri sendiri
tidak lapar tapi ikut ngiler. Sekarang orang ramai bicara resolusi, ikut-ikutan
pula ber-resolusi. Membebani diri sendiri. Padahal soal keinginan dan bagaimana
kemudian berjuang mestinya tak ada sangkut pautnya dengan pergantian tahun,
setiap hari atau setiap saat tanpa disuruh orang lain setiap pribadi mestinya
melakukan semua itu.
Soal menjadi lebih baik atau tidak
mengulangi kesalahan di masa lalu adalah pekerjaan rutin harian, bahkan setiap saat
mestinya hal itu terpikirkan dan diperjuagkan, ya itulah pekerjaan rutin
manusia. Apa daya hidup kita hanya ikut-ikutan. Hidup ramai-ramai nyatanya
lebih menyenangkan daripada sendirian. Sekarang adalah saatnya orang-orang
sedang berjamaah melihat ke depan dan menengok ke masa lalu. Ramai-ramai manusia
di seluruh jagat raya ini sedang bermimpi tentang masa depan gemilang dan ingin
mengubur kenangan buruk yang baru saja dilewatinya dalam setahun
Jadi, anggaplah momen milik bersama ini sebagai
sarana latihan dengan harapan membentuk pribadi. Ya, mari bikin daftar kegagalan dan
kesialan, lalu resolusi mau yang berapa 8 MP, 12 MP atau cukup 2 megapixel?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar