Senin, 09 Juli 2018

FIFA WORLD CUP; SETELAH 28 TAHUN


Duapuluh delapan tahun lalu, ketika Piala Dunia dilangsungkan di Italia saya tidak ingat berapa pertandingan yang sempat saya saksikan. Yang saya ingat waktu itu saya nonton bareng almarhum bapak nggelar kasur di depan tivi dan sedang suka dengan Argentina yang juara di helatan sebelumnya. Dan satu lagi yang saya ingat adalah acara pembukaannya yang di sana ada lagu To Be Numbre One yang bagi saya keren. Untuk timnas Inggris yang pada saat itu masuk semifinal, saya benar-benar tak ingat sama sekali.


Sekarang sedang heboh timnas Inggris jadi semifinalis Piala Dunia setelah terakhir kali mengalaminya pada Piala Dunia 1990 di Italia. Dan sekarang saya sedang jadi pendukung Inggris setelah tak lagi suka Argentina gara-gara kelakuan Maradona yang katro. Tapi saya tidak sedang gembiraloka, justru yang saya alami sekarang gelisah dan ingin cepat-cepat Piala Dunia Rusia ini selesai. Oh, beginikah rasanya jadi supporter tim sepakbola?

Saya orang Indonesia yang belum pernah ke Inggris sama sekali, tapi kenapa bisa menjadi pendukung Inggris? Inginnya jadi supporter semua tim dan bisa ikut senang di setiap akhir pertandingan, tapi seperti jatuh cinta pada seorang wanita, sulit dinalar kenapa harus ada satu wanita yang menguras perasaan dan perhatian padahal ada banyak pilihan yang mungkin saja di antara mereka ada yang lebih baik. Bahkan yang satu itu walau bisa membuat hati senang, lebih seringnya justru bikin perasaan tak menentu.

Yang jelas Piala Dunia 2018 menyisakan empat tim dengan peluang yang tidak jauh berbeda untuk jadi juara. Prancis mungkin paling diunggulkan, nomor dua anggap saja Inggris lalu Belgia. Untuk Kroasia, selain warganya sendiri adakah yang menginginkan mereka juara? Semoga sisa beberapa pertandingan nanti tetap menarik, dan Inggris lolos ke final karena kalau sampai kalah dari Kroasia saya bisa tak tertarik nonton acara final.

Dig dag dig dug dig dag dig dug… hihihi…

Tidak ada komentar: