Sabtu, 07 Juli 2018

MUSIM SALJU DI DESAKU; WOW


Inikah yang disebut musim dingin? Bisa jadi bukan menurut orang Eropa yang biasa mengalami musim dengan suhu di bawah nol derajat celsius. Tapi bagi saya, wong Brebes--manusia pesisir utara Pulau Jawa-- yang biasa sumuk mengalami terpaan angin siang malam yang sampai membuat tulang terasa ngilu tak bisa tidak menyebut sekarang sebagai musim dingin. Tak ada mendung tak ada hujan, matahari pun seperti biasa teriknya (padahal lagi Aphelion) tapi laju angin yang kencang dan entah sedang berlangsung fenomena apa, berada di dalam kamar pun kulit musti digosok-gosok agar berasa hangat.


Entah suhu udara ada di kisaran berapa, tak ada termometer di rumah. Saya pun tak bisa membandingkan dinginnya udara di tempat saya kini dengan tempat lain yang sudah dari sono-nya berhawa dingin seperti di pegunungan. Saya orang yang sangat jarang menjelajah pegunungan. Pernah sekali ke Puncak Bogor, di sana tengah hari numpang kencing matahari terik tapi air kolam cemeos di kulit. Memang, kini jam sepuluh pagi masuk kamar mandi untuk mandi sering balik badan, tapi yang bikin tulang linu sesungguhnya angin yang entah kenapa seperti berburu-buru.

Saya sering membayangkan suatu kettika mengalami musim dingin bersalju dan seperti yang sering saya tonton di televisi, setiap saat bersenang-senang main seluncur atau membuat patung dari salju atau kalau kepingin es puter tinggal tuang sirop di halaman rumah lalu ramai-ramai menikmatinya. Dan kemarin ada berita di beberapa tempat di Jawa salju turun, saya jadi melamun lagi salju benar-benar menumpuk di halaman rumah.

Tapi apa iya kalau salju benar-benar hadir tidak bikin masalah? Masih kering kerontang, hanya angin yang melaju kencang saja mandi sudah malas dan enggan ke luar rumah bagaimana kalau sampai ada salju. Konon salju yang kemarin sempat viral itu embun yang membeku, dan suhu masih belum minus derajat celsius, jadi kalau benar-benar alam diselimuti salju pasti bagi saya yang tak terbiasa akan sangat tersiksa.

Siklus alam sudah sulit diprediksi. Pergantian musim sudah beberapa tahun kacau. Sekarang ada hari-hari begitu menggigilkan walau minum es buah masih terasa nikmatnya. Entah akan berlangsung sampai berapa lama angin menderu di luar sana. Yang pasti masih ada keinginan bermain-main salju di pekarangan rumah.

3 komentar:

Saleho mengatakan...

Suroboyo panas pol mas

Putu Eka Jalan Jalan mengatakan...

Ditempatku juga lagi dibgin dinginnya. Bikin males bangun pagi, rasanya selimut itu tambah erat meluknya

Himawan Sant mengatakan...

Berarti fenomena angin terasa dingin ngilu di kulit dan badan ini memang nyaris terjadi di banyak kota, ya ...

Brebes yang biasanya terasa agak panas cuacanya, mampu berubah jadi ikutan terasa dingin.

Akh..., ngomongin Brebes jadi kangen suasana kotanya.
Pengin makan rujak kangkung, sate blengong yang dijual di alun-alun saat sore hari ..juga kepiting gembori yang sering diedarin pedagang dijinjing dengan membawa ember.