Sabtu, 18 Agustus 2018

AGUSTUSAN, PRAYAAN DAN DRUM BAND


Agustusan. Istilah ini sering disebut di pekan-pekan terakhir, yang maksudnya sudah pasti adalah perayaan memperingati kemerdekaan negara yang setiap tahun diadakan pada bulan Agustus. Acara yang berupa arak-arakan atau pawai atau karnaval memang acara paling ditunggu-tunggu oleh warga. Sudah tradisi di negeri ini, tak cuma di Ibu Kota Negara Jakarta, tiap-tiap desa di negeri ini saya kira mengadakannya. Dan kini kemeriahannya makin menjadi-jadi seakan tak mau kalah dengan karnaval-karnaval di luar negeri.


Saya sendiri pernah beberapa kali ikut acara pawai tahunan ini, yang di daerah saya biasa disebut dengan  istilah “prayaan”.  Tapi itu dulu, sekarang orang-orang sepertinya sudah tak memakai istilah itu lagi, apalagi Kids Jaman Now, yang lazim sekarang tentu saja “karnavalan”. Dulu pada masa saya sekolah  acaranya sekedar pawai bendera anak-anak sekolah tanpa musik yang berisik.  Kami anak-anak sekolah pada bulan Agustus diwajibkan bikin stik dari bambo yang panjangnya kira-kira 75 cm dan dikumpulkan, yang kemudian oleh pihak sekolah diberi bendera merah putih dari kertas. Kami anak-anak sekolah berbaris rapi mengikuti kelompok kesenian kuda lumping yang jadi lokomotifnya.

Dulu tak ada drum band atau marching band di desa saya. Bahkan pada dekade 90an sekolah saya yang negeri di kota kabupaten tak punya grup drum band.  Tapi kini setiap sekolah dari esde sampai esema memilki drum band dengan mayoret yang berdandan tak kalah sexy dari penyanyi dangdut. Negeri ini makin makmur rupanya, karena tak cuma iring-iringan anak sekolah, warga pun ikut habis-habisan dengan caranya masing-masing.

Seingat saya dulu seluruh siswa dilibatkan dalam prayaan ini. Jadi iring-iringan pawai bendera lebih banyak anak-anak berseragam sekolah, tapi kini sepertinya tiap-tiap sekolah hanya diwakili oleh grup drum band-nya dan panjangnya iring-iringan didominasi warga dengan bermacam-macam tampilan.  Dan karena kini di desa jumlah sekolah makin banyak, drum band-nya pun jadi banyak.

Apakah drum band akan tetap jadi andalan anak-anak sekolah pada perayaan agustusan? Atau mungkin kelak akan dianggap kuno permainan ini dan diganti dengan entah apa yang lebih asyik? Semoga saya diberi umur panjang, walau tak lagi ikut terlibat tapi menontonnya juga tak kalah asyik.

5 komentar:

Djangkaru Bumi mengatakan...

Kok hampir mirip dikampung saya ya, drum band atau kuda lumping menjadi hal penting. Biar tambak seu.

Muhammad A Vip mengatakan...

di jawa kuda lumping sepertinya khas

Khanif mengatakan...

di tempat saya juga palingan drumband yg terkenal, pagi nya ada acara jalan santai berhadiah siangnya baru drumband, kalo mlm nya ada pnkat pinang :D

Bang Ancis mengatakan...

Untuk mengenang Agustusan tahun ini ditandai dengan aksi Joni Kala.

Muhammad A Vip mengatakan...

Khanif: panjat pinang malam hari?
Ancis: Joni Kala panjat pinang bisa nggak ya?