September sudah mendekati pertengahan
bulan, berarti Agustus sudah lumayan lama kita tinggalkan. Segala kemeriahan
pada bulan kemerdekaan itu rasanya sudah lepas dari ingatan, sudah tak ada lagi
orang bicara tentang hal-hal yang pada bulan lalu dilakukan. Tapi entahlah,
bisa jadi masih ada orang yang tetap merasa berada di bulan Agustus, buktinya
masih ada beberapa bendera merah putih berkibar di halaman rumah warga.
Di gang tempat tinggal saya bendera
sudah tidak ada memang, sehari menjelang pergantian bulan orang-orang sekitar sudah bersih-bersih gang dari segala perabotan yang digantung dan dipajang sepanjang
jalan depan rumah. Namun ternyata di banyak tempat masih ada bendera-bendera
merah putih yang tabah tak terpengaruh zaman. Ini apakah karena pemiliknya
terlalu sibuk sehingga tak sempat memikirkan benderanya yang mungkin saja sudah
lelah bertugas, atau ini wujud kembali menguatnya rasa kebangsaan setelah
beberpa waktu yang lalu sempat pudar.
Saya sempat menulis di blog ini
beberapa tahun lalu tentang pudarnya rasa nasionalisme warga yang bisa dikenali
dari enggannya memasang bendera merah putih pada bulan Agustus. Semenjak era
reformasi bergulir hingga awal dekade sekarang ini, secara umum dapat dirasakan
kebanggaan terhadap bangsa dan negara sangat lemah. Hampir sepuluh tahun lalu
saya sempat bertanya-tanya kenapa orang-orang begitu malas memasang bendera
pada bulan Agustus. Pancasila juga diperdebatkan bahkan dijadikan bahan
olok-olok.
Sekarang saya merasakan ada sesuatu
yang berbeda. Semakin jelas saya rasakan kuatnya rasa kebangsaan itu kemarin
saat pagelaran Asian Games 2018 berlangsung. Dan bisa jadi sekarang sedang mengembang rasa itu dan bendera-bendera yang tetap berkibar di pinggir jalan itu memang
sengaja tidak diturunkan. Semoga sinyal positif ini terus menguat, sehingga
tahun depan seusai Pemilu 2019 kita bisa lebih siap menyongsong masa depan
Indonesia yang lebih gemilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar