Tahun 2018 ditutup dengan
meninggalnya banyak selebriti. Malam Minggu lalu entah ada berapa selebriti
kita bergulat dengan tsunami dan tewas. Mereka jadi berita dan mengundang
perhatian kita yang sudah terlanjur menjadikan para selebriti –siapapun mereka—
sebagai keluarga yang sangat dekat. Akankah karenanya Tsunami Selat Sunda akan
lebih awet di dalam kenangan kita ketimbang Tsunami Palu? Yang pasti bencana
apalagi kematian adalah sesuatu yang layak diingat dan jadi bahan renungan. Karena
konon kematian adalah nasihat terbaik bagi yang hidup.
Sering menyaksikan kematian saya
rasakan memang berpengaruh kuat pada sikap mawas diri. Saya sering memikirkan
betapa tak ada prestasi apapun yang pernah saya toreh sepanjang hidup, sedang
kematian rasanya begitu dekat. Tentu tak harus menginginkan mati ditangisi
orang sedunia, tapi membuat orang tua bangga telah melahirkan kita rasanya bisa
dibilang harus. Hidup bermanfaat bagi
orang lain, dikenang sebagai orang baik, untuk lingkup yang sempit sekalipun
pasti bisa jadi bekal berharga. Selebriti,
berbahagialah di alam sana dengan bekal doa-doa jutaan manusia.
Mereka yang meninggal oleh tsunami
hingga kini pasti masih banyak yang menangisi. Apalagi calon presidden pun ikut
berbela sungkawa secara khusus, pastinya para pendukung capres-cawapres itu
yang dulu tak kenal jadi ikut perhatian. Selebriti walau cuma hihahihi di layar
televisi, bagaimanapun mereka telah mengisi ruang-ruang kosong di kepala kita. Apalagi
dia yang jelas-jelas meninggalkan bekas dan bekasnya sangat bernilai dan bekas
itu sulit dihapus dari kenangan. Seperti Ali Shahab, beliau bukan penyanyi atau
pesinetron yang digilai publik, tapi saya (dan saya yakin banyak orang di sana)
kenal sekali beliau karena banyak sinetron hebat pernah saya tonton dan senangi,
dan beliaulah dalangnya. Dia telah meninggal tak oleh tsunami tapi tsunami
menjadi latar kepergiannya.
Ali Shahab orang besar di dunia seni
peran negeri ini telah meninggal. Pernah membuat Rumah Masa Depan yang selalu
ditunggu-tunggu tiap hari Minggu, mempopulerkan Bolot yang budek lewat Pepesan Kosong, pernah menyutradarai Wakop dan Suzanna, siapa calon presiden
yang sudah berbela sungkawa untuknya? Dulu SBY berbela sungkawa untuk Mbah
Surip dan diam saja ketika Rendra yang sepekan kemudian meninggal juga. Ternyata,
sedekat apapun kematian tak selalu mengundang perhatian kita.
4 komentar:
seniman sejati yang melahirkan karya karya menarik, semoga tenang di alam sana pak,
terakhir saya lihat beliau di kenduri cinta beliau mengeluh soal kondisi persinetronan kita saat ini. sudah lma sekali
RIP sinetron indonesia hahaha
Mantaf Gan Infonya
Posting Komentar