Tak sampai tiga tahun Jose Mourinho
menangani Manchester United (MU), ternyata. Padahal saya dulu beranggapan
dialah sosok yang paling pas berada di posisi yang lama diduduki Sir Alex
Ferguson itu. Betapa, Jose tak lebih baik dari Moyes dan Van Gaal yang lebih
dulu mengganti posisi Sang Legenda. Sungguh mengecewakan, setelah pada tahun
pertama bisa dibilang sukses dengan gelar Piala Liga dan Liga Eropa, pada
tahun-tahun berikutnya justru Jose seperti bermain-main dengan jabatannya. Dia
seperti menantang para petinggi di MU: Pecatlah
aku, kau kujitak!
Jose memang sosok yang terkenal
banyak ulah. Mungkin merasa diri hebat, sering mengantarkan sebuah tim meraih
gelar juara, membuat sikapnya pada pekerjaan tak beda dengan gaya bocah ketika
sedang bermain nano block. Tak salah kiranya jika ada anggapan Jose sengaja
minta dipecat, tapi saya meyakini dia menginginkan posisi manajer di MU
melebihi segalanya. Kalau dia terkesan bermain-main dengan kepemimpinannya di
tim, bisa saja dikatakan dengan kontraknya yang belum akan segera habis dia
sedang merancang kejutan yang bukan sekedar gelar juara semusim.
Entahlah apa maunya The Special One, hanya Tuhan yang tahu.
Saya katakan hanya Tuhan yang tahu karena bisa saja Jose pun tak tahu pasti
dengan keinginan dirinya. Jose mungkin saja ingin jadi pelatih MU lebih lama
dari Sir Alex, tapi zaman mereka berdua sangat jauh berbeda. Andai Jose
menangani MU pada awal dekade 90-an, tiga tahun di awal kepemimpinannya tanpa
tropi sangat mungkin dia masih bebas bereksperimen, apa daya kini eranya
klub-klub Liga Primer berlaku kejam pada para pelatih. Saya jadi berandai-andai, coba pada tahun
pertama Jose melatih MU terdegradasi, pastinya dia bisa jadi teman akrab Rafael
Benitez.
Jose Mourinho pergi dari MU bisa jadi
bukan masalah serius baginya. Ada banyak klub
besar menginginkannya, sudah pasti. Dan tak tertutup kemungkinan dia
akan menangani tim sepakbola nasional, atau jangan-njangan sedang dibidik
petinggi PSSI untuk jadi manajer Tim Sepakbola Indonesia. PSSI yang menurut saya
senang dengan keseruan-keseruan daripada upaya serius meningkatkan prestasi, rasanya
pas mengambil Jose Mourinho sebagai pelatih.
Jika PSSI berkeinginan mengangkat
Jose Mourinho jadi manajer timnas, melalui tulisan ini saya nyatakan diri
sebagai pendukung pertama. Luis Milla sudahlah, apalagi di Filipina ada Sven
Goran Eriksson yang pernah menangani Manchester City, Indonesia jangan sampai
kalah, jadikan Tim Garuda sebagai Setan Merah baru bagi Jose Mourinho.
Sepakbola Indonesia sudah sering mengundang perhatian dunia, kini saatnya jadi
bahan pembicaraan dunia. Jose, monggo
rawuh…
1 komentar:
Aku juga mendukung si pelatih kawakan Jose Mourinho ini jadi pelatih timnas Indo.
Biar rate kontraknya mahal, tapi prestasinya terbukti mencetak banyak kemenangan atas team yang pernah digemblengnya.
Posting Komentar