Kamis, 12 Maret 2020

NYAMUK, CORONA DAN COBAAN HIDUP

Duduk di sini digigit nyamuk, pindah di sana dikerubuti nyamuk. Tidur dikeloni nyamuk, sholat disetani nyamuk. Hari-hari belakangan ini terror nyamuk benar-benar menjengkelkan. Nyamuk berukuran kecil dengan penampakan yang hampir transparan itu sengatannya begitu luar biasa, entah itu nyamuk Demam Berdarah (DB) atau dendam berdarah saya tidak tahu pasti, yang jelas mereka sangat mengganggu kenyamanan hidup saya di negeri tercinta ini.


Mungkin bagi anda para pembaca yang budiman, terror nyamuk tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan terror Corona, yang membuat masker sampai jadi barang mahal, orang-orang takut keluar rumah, bahkan sampai bersalaman seusai sholat berjamaah saja dilarang. Corona, ah makhluk pendatang baru ini telah jadi pandemi dan entah sampai kapan akan menghantui warga dunia dan akankah sampai mengubah wajah dunia? Hanya Tuhan yang tahu. Yang pasti untuk di tanah air saja jumlah yang terpapar COVID-19 ini sudah hampir mencapai empat puluh orang, bahkan di Amerika kabarnya aktor top Tom Hanks pun telah dinyatakan terkena virus ini.


Saya belum sampai panik oleh Corona ini, mungkin karena belum ada tetangga dekat yang terjangkit, jadi masih keluh-kesahnya pada tingkat gatal-gatal karena nyamuk. Apalagi sekarang ada keponakan yang sedang dirawat di Rumah Sakit dan akan ada satu keponakan lagi yang menyusul, yang sepertinya kena DB. Jadi jengkel pada nyamuk meningkat mungkin karena faktor ini juga. Semoga mereka cepat sembuh dan tidak jadi epidemi tambahan yang bisa bikin pemerintah kian kalang kabut.


Apa iya pemerintah kita sedang kalang kabut? Entahlah, tapi kalau pakai ukuran diri sendiri mestinya begitu. Simak saja kenyataan yang sedang berlangsung saat ini: harga gula tak terkendali, bawang putih ikut menggila, cuaca tak menentu dengan banjir yang terus-menerus merambah rumah dan sawah warga dari ujung barat sampai ujung timur negeri. Ditambah Corona yang sempat dinyatakan tak sudi datang kemari, nyatanya sekarang sudah bikin orang mati (satu orang meninggal dari 34 kasus hingga saat ini).


Akhirnya, sebagai orang beriman saya hanya bisa berserah diri kepada Tuhan, berharap Badai Cepat Berlalu. Dan tentunya yang paling penting bagi kita sebagai manusia yang mengaku beragama, dalam menyikapi musibah ini gaya dan cara kita tidak jauh dari ketentuan-ketentuan agama ~seperti saya inilah dengan menulis di sini hihi, sehingga pantas kalau kemudian menyebut semua ini sebagai cobaan. Siapa sih yang mau diadzab oleh-Nya, sekufur apapun kita?


Oya, di musim hujan biasanya genangan air ada di mana-mana, seperti di rumah saya ember-ember nganggur bisa berkeliaran di sembarang tempat yang setiap habis hujan selalu saja penuh air, sayang memang kalau dibuang karena bisa buat cuci kaki tapi sayang tidak sayang harus dibuang karena bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk. Mari kita syukuri nikmat Tuhan apapun bentuknya, semoga segala cobaan hidup yang sekarang kita hadapi merupakan tangga naik menuju kemuliaan.


Wassalam.

Tidak ada komentar: