Lima hari menjelang Romadlon dan hampir dua bulan berada dalam suasana dicekam pandemi virus mematikan. Pagi hari ini suasana lumayan cerah, langit biru pucat dan meskipun matahari tertahan oleh awan tipis, sejauh mata memandang semua tampak begitu terang benderang sekarang. Tepat pukul enam saat saya mengetik kalimat ini.
Entah bagaimana rasanya hidup dibatasi geraknya, dikenakan jam malam, tak cuma diancam virus Corona yang tak tampak namun juga diancam oleh petugas yang selalu siap menghardik bahkan menghukum. Seorang teman yang bekerja di Arab Saudi terus mengeluh sulit mendapatkan rokok karena tidak bisa keluar rumah, setiap hari berdiam di kamar tanpa istri pula yang jauh di kampung halaman. Saya di Brebes yang sejauh ini katanya bebas Corona jelas sulit membayangkan seperti apa itu yang namanya lock down, di sini suasananya masih seperti biasa, kalaupun ada orang bermasker di tempat umum sebelum ada geger Corona pun banyak yang pakai masker kemana-mana, termasuk saya.
Kemarin ada berita balita umur sembilan bulan di Tegal terpapar COVID-19, ini kasus yang kesekian di wilayah tetangga dekat itu. PSBB atau Pembatasan Sosial Bersekala Besar pun kabarnya sudah siap berlaku mulai tanggal 23 April besok atau sehari sebelum puasa. Rasanya aneh saja memikirkan apa yang kini terjadi di sini yang tak ada kasus positif. Di sana sini orang-orang mudah terkena Corona di Brebes seperti bebas saja, padahal melihat gaya hidup masyarakatnya yang bisa dibilang tanpa aturan dan begitu banyaknya orang yang mudik dari zona merah wajarnya rumah sakit sudah penuh dengan pasien. Ini keajaiban kah?
Dipastikan bulan puasa nanti di sini suasananya tak akan berbeda dengan bulan puasa sebelumnya. Taraweh tetap ramai, orang berjualan makanan menjelang berbuka marak di pinggir jalanan dan yang berburu aneka panganan itu pasti tak sungkan berdesakan bagaimanapun himbauan agar jaga jarak terus diserukan. Padahal sudah terbayang akan ada suasana berbeda: tak ada sholat tarawih, pada sore hari jalanan sepi dan lebaran tanpa orang berlalu lalang. Jika sampai lebaran suasana di sini tetap baik-baik saja saya yakin Brebes bisa masuk berita internasional.
Puasa tinggal selangkah dua langkah lagi, lebaran sudah tampak di depan mata, bagaimanapun kami berbahagia di sini semoga tidak lalai dengan kenyataan bahwa di luar sana keadaannya berbeda. Ya Allah, limpahkan kesabaran untuk saudara-saudara kami yang sedang tidak bebas bekerja dan beraktivitas. Ya Tuhan, jadikan Corona kebaikan bagi semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar