I m Sorry Bapa Botak

Ini tentang kebiasaan saya dari kecil. Saya biasa manggil orang dengan nama-nama yang sekenanya. Seperti kepada adik saya yang bernama Fatah saya panggil dia Pathol dan yang bernama Tuti saya panggil Kutil sedang Retno saya panggil C'nonot. Teman-teman akrab saya pun punya nama-nama panggilan khusus dari saya. Dan selama ini mereka tetap menunjukkan kebesaran hati mereka dengan senang-senang saja.

Disamping panggilan, ada juga sebutan. Sebutan ini biasanya tanpa sepengetahuan orangnya, yang tahu tentu saja cuma orang-orang tertentu saja. Dan diantara yang saya kasih nama sebutan itu adalah seseorang yang pernah jadi tetangga saya beberapa tahun lalu. Namanya Pak Kasdi, karena orangnya rada botak saya suka menyebutnya Bapa Botak. 

Berkaitan dengan kebiasaan saya itu sekarang saya merasa ada masalah. Masalah itu adalah rambut kepala saya rontok dan sepertinya sekarang saya terancam kebotakan. Saya suka meraba-raba kepala dan merasa kalau rambut di bagian atas kepala mulai jarang. Ketika bercermin apalagi, sepertinya sekarang muka saya tak jauh beda dengan Pak Kasdi.

Apakah ini yang disebut Hukum Karma? Entahlah. Yang pasti sekarang saya sedang merenungi apa kata orang, dulu saya pernah mendengar ungkapan begini: kalau kita ngomongin jeleknya orang biasanya kejelekan itu akan menular kepada kita. Rasanya ada benarnya ungkapan itu, soalnya saya dulu pernah mengatakan pada seseorang kalau dia kekanak-kanakan, yang ternyata pada suatu hari saya menyadari bahwa saya juga kekanak-kanakan. Dan sekarang yang tengah menimpa adalah kebotakan.

Kalau sudah begini mau apa lagi, resiko harus ditanggung. Saya hanya bisa berharap semoga bisa tobat nasuha, tidak lagi-lagi melakuklan hal-hal bodoh itu. Dan untuk Pak Kasdi, maafkan saya Bapa Botak...Ups!