Bertemu Satria Piningit

“Saya tidak sembarangan ngasih gambar saya, kamu saya kasih gambar saya ini ibarat saya ngasih pancing-kamu harus gunakan. Kamu dekati orang-orang, kamu tunjukan gambar saya, jelaskan apa yang kamu dapat dari saya. Dan karena saya sudah kasih gambar kamu harus bayar sama saya. Nggak banyak, Cuma 17 rupiah. Terserah kapan kamu mau bayar, ini utang.”

Pagi-pagi sudah ketemu Satria Piningit, begini hasilnya. Dia menunjukan sesuatu yang menurutnya hasil karyanya. Selembar kertas HVS yang berisi gambar dirinya dan tulisan-tulisan tak jelas. Dia semangat sekali dalam bicara. Tak peduli apakah yang diajaknya bicara mendengar atau tidak.

Nama aslinya tak jelas, orang-orang pun memanggilnya dengan nama bermacam-macam, tapi ngakunya berasal dari Malang Jawa Timur. Mengaku pernah dipenjara 79 kali dan katanya isi kepala para jenderal telah dikuasainya. Yang lebih seru ini, dia mengaku kunci reformasi ada pada dirinya. Ilmunya mau tahu? ilmu pentil*.

Untuk ilmu pentil itu, begini penjelasannya: Bahwa mobil sebagus apapun, masih baru sekalipun dan bahan bakarnya penuh, tak akan bisa jalan tanpa pentil. Pentil kecil ukurannya, murah harganya maka lebih sering dilupakan, tapi sesungguhnya punya fungsi besar dan menentukan.

Dia dalam banyak kesempatan selalu berpesan agar saya tak memberitahukan keberadaannya kini kepada siapapun. Tapi kepada anda yang tinggal di Jakarta, siap-siap saja suatu ketika bertemu dengannya di sembarang tempat, karena dia bisa di mana saja.

*Pentil adalah bagian dari roda tempat untuk mengisi angin.