Hujan Turun Lagi (Deh)

Setelah berbulan-bulan tak pernah ketiban hujan, di mana-mana orang ribut krisis air, petani di Cikarang konon tak lagi bekerja, nyamuk di malam hari berisik karena kepanasan tak bisa tidur sehingga mengganggu manusia dan saya teringat masa kecil karena beberapa hari yang telah lewat langit malam selalu bening saat bulan purnama, akhirnya kemarin sore langit gelap dan hujan yang dirindukan banyak orang turun juga.

Orang-orang yang saya temui tampak senang menyaksikan datangnya hujan yang tidak lebat itu. Walaupun saya tidak yakin. Soalnya sudah bukan hal aneh lagi di negri ini, saat tak turun hujan kekeringan melanda dan membuat tanaman pada mati, saat turun hujan biasanya banjir merambah ke mana-mana. Tapi kalau hujannya sedang-sedang saja seperti kemarin, yang cukup untuk sekedar membasahi halaman yang penuh debu dan memberi minum rumput dan tanaman, pasti banyak orang yang senang.

Saya sendiri termasuk orang yang senang sekaligus cemas saat turun hujan kemarin. Senang karena rumput-rumput kering yang setiap hari saya saksikan di mana-mana ada harapan akan kembali hijau. Sedang rasa cemas disebabkan oleh keadaan rumah yang biasanya kalau hujan suka bocor. Apalagi kemarin langit sangat pekat, seperti akan turun hujan lebat wa saibat. Syukurlah kecemasan itu lewat begitu saja, karena hujannya kecil dan bocor pun tak terjadi.

Tetangga sekitar rumah tadi pagi saya dengar sudah banyak yang bicara tentang musim penghujan. Mereka bilang sekarang sudah mulai musim penghujan, hujan akan turun lagi dan setiap hari. Obrolan yang mungkin adalah doa, sesuatu yang saya diamkan saja. Soalnya soal bocor itu lho, terus teringat setiap kali mendengar kata hujan.