Setelah beberapa stasiun kereta di Jabodetabek dibenahi dan panjang
peronnya ditambah, beberapa minggu lalu kereta Comuter Line mengoprasikan
rangkaian baru yang jumlah gerbongnya lebih banyak. Biasanya rangkaian terdiri
dari delapan gerbong untuk rangkaian yang baru terdiri dari sepuluh gerbong.
Walau rangkaian yang delapan gerbong masih lebih banyak, kemungkinannya kedepan
jumlah rangkaian yang lebih panjang yang dominan.
Sejak kecil saya sudah merasa bepergian menggunakan kereta lebih nyaman
dari memakai bis. Naik bis jarak jauh atau dekat waktu kecil saya sering kali
mabuk, tapi naik kereta berdesakan pun rasanya asyik-asyik saja. Apalagi kini
perkeretaapian kita terus dibenahi, bisa dilihat, orang-orang sangat antusias
memanfaatkan transportasi jenis ini. Di Jabodetabek, Comuter Line terus
bertambah penggunanya, lalu-lintasnya pun kini kian padat. Tepat sekali jika
kemudian rangkaian kereta dibuat menjadi lebih panjang.
Peron ditambah panjang dan rangkaian kereta dibuat panjang juga, tapi yang
lebih menarik adalah yang kemarin saya saksikan di Stasiun Manggarai. Beberapa
minggu tak naik Comuter Line saya dibuat kaget melihat di Stasiun Manggarai
telah ada penambahan peron yang terbuat dari besi. Saya kaget karena ternyata
bukan cuma saya yang memikirkan soal pembuatan peron dari rangka besi (haha).
Biasanya pembangunan infrastruktur di sini—bisa dicermati—selalu dibikin berat
yang pengerjaannya makan waktu lama. Saya lihat dalam film, di Amerika bahkan di Bangkok,
di sana ada jalan layang yang konstruksinya cuma besi, atau bisa kita lihat pada jembatan kereta api bikinan Belanda yang di Indonesia banyak jumlahnya, sesuatu yang jelas lebih
efesien jika dibandingkan dengan beton.
Semoga peron dari besi itu bukan proyek asal-asalan, sehingga bisa tahan
lebih dari sepuluh tahun. Dan dinamika hidup yang hampir sulit diprediksi,
dimana setiap saat bisa terjadi hal-hal yang mengubah arah laju dunia,
pembangunan harus ditekankan pada hal-hal yeng efisien. Seperti enam ruas jalan tol
dalam kota yang terus jadi kontroversi, kalau nanti sampai dibangun di Jakarta, buat saja
dengan konstruksi besi, sehingga kalau karena keadaan tak lagi dianggap penting
tinggal hubungi tukang besi dari Madura yang di Jakarta banyak sekali.
Sudahlah, yang pasti saya merasa asyik melihat peron dari besi memanjang
itu, dan sudah pasti ongkos pembuatannya jauh lebih murah jika dibanding dengan
peron dari beton. Yang pentingkan fungsinya terpenuhi, daripada trotoar yang
dibikin sedemikian rupa pakai keramik segala, tampak indah tidak tapi bikin
orang terpeleset saat ada gerimis sudah pasti.
10 komentar:
semoga bisa memberikan manfaat yang baik bagi penggunanya yaitu masyarakat
kebanyakan fasilitas uumum kita cepet rsak ya mas, tapi semoga peron2 ini awet dengan kita saling menjaganya...
Joe: soal manfaat harus, bahkan wajib hukumnya
Muroi: ya, warga negri ini banyak yg putus asa, jadi efeknya ke rusaknya lingkungan
Wah Semoga itu bukan proyek asal-asalan ya mas
aku malah jarang memakai kendaraan kereta api malahan
Kemana mana sukanya naik bis, lebih nyaman dan lebih cepat nyampai ketimbang kereta
entah di beton entah di buat dari besi yang penting nyaman saja untuk dipakai
Rangka besi itu musuhnya karatan ya kalau gak dipelihara dengan benar?
Soal trotoar yang dikeramik itu emang bener... licin jadinya kalau basah. Gak oke lah pokoknya :(
semoga semuanya bisa terjaga dengan baik ya Sob, jangan dirusak :D
semoga aja pembangunan jalan rel kereta api dan jembatan nya bisa berjalan lancar ya mas :)
seharusnya masyarakat dan pengguna juga ikut membantu merawat dan memelihara yah mas supaya bisa tahan lama dan tidak cepat rusak.
Posting Komentar