Selasa, 28 April 2015

Banjir Ada Di Mana-mana

Ingat banjir biasnya ingat Jakarta. Seakan cuma Jakarta yang jadi tempat banjir. Padahal televisi sudah sering memberitakan bahwa tak hanya kota sepadat Jakarta yang saat ada hujan lebat diendam air, di luar Jawa yang masih banyak hutan pun banjir bisa menggenangi perkampungan sampai berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Di desa saya juga ternyata sama (masih di Jawa), ketika hujan lebat air biasanya menggenang di mana-mana bahkan bisa sampai masuk rumah warga.

akibat buruknya saluran pembuangan
Sudah tiga hari setiap sore langit Brebes—menurut kabar se-Jawa Tengah—mendung pekat dan hujan lebat. Tadi sore hujan memang cuma sebentar, tapi kemarin dan kemarinnya lagi hujan begitu hebat. Curah hujan belakangan sering blorat-blorot, hingga sungai beberapa hari ini banjr dan hamper meluap. Tak hanya sungai bahkan, jalan-jalan yang umumnya rusak parah pun tak mau kalah dengan sungai. Jalan-jalan di daerah kami saat hujan permukaannya rata karena air, ketika sudah kisat tak beda dengan sungai kering.
 pemotor selalu waspada, takut ketemu buaya
 halaman rumah kami setelah hujan, airnya tak langsung surut
Banjir kini nyata sudah ada di mana-mana. Sebabnya jelas saya kira, yaitu karena makin sempitnya tanah yang tak tertutup bangunan. Pekarangan di desa sudah banyak yang berubah jadi rumah gedongan, modelnya pun tak beda dengan komplek perumahan di Jakarta yang tak menyisakan tanah terbuka, kalaupun ada halaman orang sudah tidak sudi melihat tanahnya, kalau tak diplester biasanya dipasang konblok. Sudah begitu jalan-jalan dan gang-gang di desa umumnya di kanan-kirinya tak ada got yang memadai.


Menyaksikan semua itu saya jadi membayangkan sepuluh tahun yang akan datang. Saya masih hidup atau tidak ya saat itu?

8 komentar:

Sohra Rusdi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Sohra Rusdi mengatakan...

Telah nyata kerusakan bumi dan seisinya karena perbuatan manusia, dosa dan perbuatan manusia itu menyakiti alam dan sekitarnya

Kang Muroi mengatakan...

saat ini musim tidak menentu, seharusnya menurut perhitungan bulan2 ini sudah jarang hujan, tapi nyatanya hujan masih lebat seperti musim penghujan, bumi memang sudah tua ya mas

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

Yah, Kang, jangan mikir kayak gitu dong. Optimis dong masih hidup, aku belum pernah ketemu langsung sama Mas Affip ini. :p

Reo Adam mengatakan...

tempet saya juga suka banjir kang,tepatnya desa kawunganten kabupaten cilacap.
mbok ya pada bae,nah musim udan ya banjiran...

Tempel Balik mengatakan...

Bencana memang rahasia alam, tetapi untuk banjir lebih banyak diakibatkan oleh karena ketidakdisiplinan oleh kita.

nandar mengatakan...

Saluran air dan daerah resapan dianggap enggak penting Jadinya begitu.

Yudi Darmawan mengatakan...

di negara lain yang lebih maju lebih banyak gedung tapi ga banjir tuh, emang tata kotanya kita aja yang amburadul..