Ingat banjir biasnya ingat Jakarta. Seakan cuma Jakarta
yang jadi tempat banjir. Padahal televisi sudah sering memberitakan
bahwa tak hanya kota sepadat Jakarta yang saat ada hujan lebat diendam air, di
luar Jawa yang masih banyak hutan pun banjir bisa menggenangi perkampungan
sampai berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Di desa saya juga ternyata sama (masih di Jawa),
ketika hujan lebat air biasanya menggenang di mana-mana bahkan bisa sampai
masuk rumah warga.
Sudah tiga hari setiap sore langit Brebes—menurut kabar
se-Jawa Tengah—mendung pekat dan hujan lebat. Tadi sore hujan memang cuma sebentar,
tapi kemarin dan kemarinnya lagi hujan begitu hebat. Curah hujan belakangan
sering blorat-blorot, hingga sungai beberapa hari ini banjr dan hamper meluap.
Tak hanya sungai bahkan, jalan-jalan yang umumnya rusak parah pun tak mau kalah
dengan sungai. Jalan-jalan di daerah kami saat hujan permukaannya rata karena
air, ketika sudah kisat tak beda dengan sungai kering.
pemotor selalu waspada, takut ketemu buaya
Banjir kini nyata sudah ada di mana-mana. Sebabnya jelas
saya kira, yaitu karena makin sempitnya tanah yang tak tertutup bangunan. Pekarangan
di desa sudah banyak yang berubah jadi rumah gedongan, modelnya pun tak beda
dengan komplek perumahan di Jakarta yang tak menyisakan tanah terbuka, kalaupun
ada halaman orang sudah tidak sudi melihat tanahnya, kalau tak diplester
biasanya dipasang konblok. Sudah begitu jalan-jalan dan gang-gang di desa umumnya di
kanan-kirinya tak ada got yang memadai.
Menyaksikan semua itu saya jadi membayangkan sepuluh
tahun yang akan datang. Saya masih hidup atau tidak ya saat itu?
8 komentar:
Telah nyata kerusakan bumi dan seisinya karena perbuatan manusia, dosa dan perbuatan manusia itu menyakiti alam dan sekitarnya
saat ini musim tidak menentu, seharusnya menurut perhitungan bulan2 ini sudah jarang hujan, tapi nyatanya hujan masih lebat seperti musim penghujan, bumi memang sudah tua ya mas
Yah, Kang, jangan mikir kayak gitu dong. Optimis dong masih hidup, aku belum pernah ketemu langsung sama Mas Affip ini. :p
tempet saya juga suka banjir kang,tepatnya desa kawunganten kabupaten cilacap.
mbok ya pada bae,nah musim udan ya banjiran...
Bencana memang rahasia alam, tetapi untuk banjir lebih banyak diakibatkan oleh karena ketidakdisiplinan oleh kita.
Saluran air dan daerah resapan dianggap enggak penting Jadinya begitu.
di negara lain yang lebih maju lebih banyak gedung tapi ga banjir tuh, emang tata kotanya kita aja yang amburadul..
Posting Komentar