Saya kira hampir seluruh penghuni bumi ini sudah tak asing
dengan jenis makanan ringan yang digoreng kering semacam kerupuk atau keripik. Mungkin
di belahan bumi tertentu minyak goreng merupakan barang langka, tapi saya yakin
keripik kentang kemasan merek terkenal dari Amerika sudah dikonsumsi di
pelosok-pelosok oleh yang belum mengenal minyak goreng sekalipun. Makanan semacam
ini entah manusia dari benua mana yang pertama kali membuatnya, yang pasti di
Indonesia—khususnya di Jawa—kerupuk maupun keripik ada berpuluh bahkan mungkin
beribu-ribu jenisnya.
Kerupuk atau keripik ada yang khas daerah tertentu
dan tak mungkin ditemui di tempat lain, namun banyak juga yang hampir di setiap
tempat ada walau beda nama. Ada yang setiap saat tersedia, asal pergi ke warung
pasti menemui, seperti kerupuk dari tepung aci. Ada yang familiar tapi tak
semua warung menjualnya, semacam keripik singkong. Dan ada juga yang tak di
sembarang warung atau toko menjualnya, yaitu rengginang.
Tentang rengginang, saya tidak tahu ini jenis makanan
dari mana, walau saya yakin mayoritas penduduk pulau Jawa mengenalnya. Namanya pun
saya menduga sama di banyak tempat di seantero Jawa, begitu pula cara
membuatnya. Makanan berjenis kerupuk yang terbuat dari ketan ini saya menduga
dulu makanan orang-orang tertentu atau kaum bangsawan.
Makanan mudah di temui atau tidak tentu tergantung
dari jenis bahan bakunya. Semakin murah bahan untuk membuatnya sudah pasti
banyak pula penikmatnya. Dan rengginang sulit ditemui karena dibuat dari ketan
yang walaupun mudah didapat tapi harganya bisa dibilang mahal. Padahal rengginang
makanan yang bentuknya sederhana dan proses membuatnya gampang.
Saya ingat dulu ibu saya sering bikin rengginang dan
saya bisa ikut-ikutan membuat. Bahannya yang berupa ketan yang dikukus dan
diberi bumbu rempah-rempah cukup dibentuk bulat lalu digelar melebar dengan
ukuran tertentu di penampan atau tampah. Ketan kukus yang saat dibentuk
kondisinya masih basah akan dijemur beberapa hari sampai bener-bener kering. Ketika
kering sebagaimana umumnya kerupuk, rengginang akan disimpan dalam kondisi
mentah dan menggorengnya saat diinginkan. Rengginang bukan makanan untuk lauk,
jadi tak setiap hari orang menggorengnya.
Sudah bertahun-tahun saya jarang makan rengginang. Melihat
orang bikin rengginang apalagi, entah masih ada tetangga yang membuatnya atau
tidak saat ini. Terakhir saya memakannya, adalah oleh-oleh dari seorang teman
yang pulang dari Jogya beberapa bulan lalu. Dan saya memotretnya untuk dibagi pada anda.
10 komentar:
Rengginang enak nih.. Di kampung saya di Ciamis masih banyak rengginang ini.
emangnya rengginang sudah wafat ya pak, kok kaya mengenang Olga ajah?
#aneh
eh tak polow dong boleh blognya sangat ya pak
kalao di sayah masih ada aja kang yang berjualan ranginan. makanan sepangjang masa kayanya kang.
saya lihatnya di televisi saja penasaran pingin rasakan renyahnya rengginang ini kalau nggak salah ini banyak di jawa barat ya?
Artikel ini memberikan wawasan terbaru buat saya, wacana pembahasan ini sangat bermanfaat. terimakasih :)
paling enak itu rengginang dicocol saus cabe, enak banget saya pernah nyoba, mass pernah coba yang dicocol saus juga gak?
sudah saya duga semua kenal rengginang. dan dari komen mas Abdullah sepertinya asalnya dari Jawa Barat. cuma soal rengginang dicocol cabe baru tau tuh, yang saya tau rengginang dikasih gula merah
makanya sekali2 ke sumatera, disini apa2 urusan harus ada cabe bung..! haha.. lebay..
Yudi: pantesan orangnya galak-galak haha
Rengginang gurih enak...saya suka hihi...
Di daerah saya masih banyak yang jual dan bikin mas...
Posting Komentar