Tak ada acara bakar-bakaran malam ini. Padahal suasananya mendukung, malam
pergantian tahun dengan gerimis yang datang dan pergi, jauh dari keriuhan
menanti saat bergantinya tahun pastinya lebih berkesan. Di Jakarta yang suasana
pergantian tahun selalu dirayakan dengan meriah, bagi mereka yang tidak senang
dengan hiruk pikuk jalan raya biasanya menyongsong datangnya tahun baru dengan
berkumpul bersama teman-teman atau keluarga bakar-bakar ikan atau ayam. Di desa
yang jauh dari tempat keramaian, acara tahun baruan memang sepi-sepi saja, tapi
bakar-bakar sepertinya ada, aromanya tercium walau tak tahu ada di mana
sumbernya.
Tak ada tradisi merayakan tahun baru di
desa atau di keluarga kami, tapi saya sejak esempe sudah rutin mengikuti acara
pergantian tahun di layar televisi yang selalu meriah. Saya pikir kalau
sekarang menonton acara televisi di teras rumah sambil bakar-bakar ikan di
halaman pasti asyik, apa salahnya kan? Tapi tahun baru atau tahun lama memang
bukan urusan orang desa. Apalagi musim hujan adalah musimnya orang-orang desa
sibuk bekerja, tidur sore jelas lebih berharga.
Bagi mereka yang hidupnya penuh
dengan target-target dan pencapaian-pencpaian, awal dan akhir tahun bisa saja
penting. Awal tahun saat untuk menetapkan target dan akhir tahun menghitung
pencapaiannya, hasil yang memuaskan wajar saja dirayakan dengan kemeriahan. Dan
soal target dan pencapaian bisa jadi bukan tentang orang desa dan orang kota,
tapi kultur kota yang cenderung sibuk memungkinkan munculnya kemeriahan dan
hura-hura sebagai pelampiasan. Orang desa? Mungkin belum masanya.
Di desa dengan suasana tenang
sebenarnya lebih pas untuk melepas tahun lama dan menyambut tahun baru. Sambil menunggu
datangnya kantuk, merenungi hari-hari yang telah berlalu, mengingat dan
menyadari kesalahan-kesalahan, momentum yang tepat untuk memperbaiki diri kata mereka para tukang motifator. Dan saya
juga ingin memperbaiki diri, tapi kalau sudah merenung biasanya langsung
ngantuk dan harapannya hanya memperbaiki mimpi. Selamat tahun baru 2019 saja
lah.
2 komentar:
Wah iya. Enaknya sih kalo di tempat sepi gitu main ke alun-alun. Duduk sambil ngopi ngeliatin orang-orang seliweran. Gue malah kemaren tahun baru... tidur. :')
Ngerasain suasana sepi adem di desa juga hingar bingarnya pesta pergantian tahun baru udah pernah kurasakan.
Tidur pulas dirumah saat tahun baru juga sudah :)
Menurutku sama saja kok hehehe
Posting Komentar