Heboh lagi soal jilbab setelah Nikita Mirzani yang sempat beberapa
bulan berkerudung kini brondol kembali
(saya sudah menanti ini bakal terjadi). Memangnya apa itu jilbab sampai bikin
orang marah-marah ketika ada orang punya dan memamerkannya lalu membuangnya ke
tong sampah? Dulu pernah ada seorang gadis karena demen sama saya mendadak
berjilbab padahal biasanya tampil seksi, saya tak meladeninya karena saya
tertariknya pada saudaranya dan tak lama dia lepas itu pembungkus kepala. Tak
ada yang aneh, manusia memanfaatkan sesuatu ketika sedang punya keinginan itu
biasa.
Fenomena jilbab memang sudah luar
biasa setelah hampir tigapuluh tahun dilegalkan bagi anak sekolah. Dulu
kerudung tak beda dengan mukena yang dipakai hanya pada saat tertentu. Pada
masa saya sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah, waktu itu anak-anak perempuan
belum berkerudung hingga masuk tiga guru perempuan secara bersamaan dan bersama
itu pula para siswi pun berjilbab. Kini perempuan berkerudung ada di mana-mana,
apapun bentuk pakaian yang mereka kenakan: ibu-ibu belanja di warung pakai
daster di atas lutut bulu keteknya berkibaran, gadis cantik sexy pakai celana
legging geal-geol senam di lapangan, nenek-nenek tunawisma tidur di jembatan
penyebrangan, semua berjilbab dengan model yang hampir sama.
Memang sudah terlanjur diresmikan
(oleh pemerintah?) jilbab sebagai penanda keislaman seseorang. Sehingga bagi
mereka yang kebetulan di katepe-nya beragama Islam tapi tak berjilbab dianggap
masih meragukan keislamannya, bagamanapun dia solehah (melakukan sesuatu yang
baik untuk orang banyak) dan tidak pasang tampang seram. Padahal di film-film
para biarawati kristen juga berjilbab
dan saya yakin perempuan Arab sebelum zaman Nabi Muhammad saw pun berkerudung
dengan alasan geografis (laki-lakinya pun berkerudung). Perintah dalam Al Quran
adalah memanjangkan kerudung untuk menutupi dada yang sangat mungkin perempuan
zaman dulu punya kebiasaan pamer payudara—di Jawa konon kutang baru ada setelah
masuk orang Eropa dan di pedalaman Bali hingga kini peremuan masih banyak yang
telanjang dada di tempat umum.
Dan sebagaimana sesuatu pada umumnya
di alam raya ini, jilbab memiliki dua sisi yang bisa baik dan bisa buruk.
Jilbab bisa jadi menunjukkan pemakainya sebagai wanita terhormat pun bisa jadi
semacam tameng milik penjahat. Beberapa hari lalu di sebuah pengajian seorang
Kiai menasehati jamaahnya agar setiap datang ke acara tabligh tidak memakai
perhiasan macam-macam karena mengundang kejahatan, dan benar ketika esoknya di
dekat rumah ada pengajian (padahal acaranya di gang sempit perkampungan)
terjadi beberapa penjambratan yang pelakunya menurut beberapa saksi
segerombolan perempuan berjilbab gombrang bercadar. Saya jadi ingat Prancis
melarang perempuan mengenakan burka di tempat umum dengan alasan ketertiban.
Berkerudunglah para wanita atau
bersarunglah bagi laki-laki, selama itu nyaman bagi diri sendiri dan tidak
mengganggu orang lain, bisa saja hal itu bernilai ibadah. Tapi kalau yang
semacam itu membuat diri sombong, apalagi diniati untuk menipu orang lain, itu
jelas kejahatan. Dan kepada NIkita Mirzani: hallo sayang, kapan kita ketemuan?
9 komentar:
Sebaik-baik wanita, yaitu yang selalu menjaga Auratnya...
hahahahaha ujung2nya modus :)
Alek: yang menjaga kemaluannya haha
Adie: hahaha
Sudah saya duga, konsisten itu teruji oleh pengalaman dan tempaan hehe
Di sinilah betapa penting sebuah niat dalam setiap amalan itu ya Kang...
dia lepas hijab ya mas
digawe dolanan saja kayaknya niatnya belum fit satus persen
so sweet...
Hehe...gua mah senyum-senyum aja sambil mikir nggak jelas ckck
aku rasa mbak nikita ini kurang pendiriannya kurang kuat
Posting Komentar