Selasa, 12 Maret 2019

MANCING


Hari Minggu kemarin saya mendengar cerita tentang keponakan yang masih kanak-kanak dimarahi ibunya karena telah menghabiskan uang empat puluh ribu di tempat pemancingan dan hanya membawa empat ekor ikan ketika pulang. Mungkin ibunya berpikir, kalau sekedar ingin makan ikan dengan uang empat puluh ribu itu bisa dapat lebih banyak dan ikan yang lebih enak dimakan. Yah, Ibu Jaman Now mana tahu enaknya mancing. Di zaman ketika sungai kian sempit dan dangkal karena isinya sampah, mancing sudah tidak lagi jadi kegiatan yang lumrah. Mancing hanya dilakukan oleh mereka para tukang mancing, di tempat yang biasa untuk mancing tentu saja.


Mancing di tempat pemancingan dengan membayar saat masuk lalu harus membayar lagi ketika pulang membawa hasil pancingan sudah pasti berbeda nilainya dengan orang yang pergi mancing untuk mencari ikan seperti yang dilakukan pada masa lalu.  Mana yang lebih baik, dikembalikan kepada pelakunya. Saya juga suka mancing karena mancing sudah jadi kesenangan semenjak baru melek dunia ( ada saluran air di bagian depan dan samping rumah masa kecil saya, ada banyak ikan dan orang mancing di sana setiap hari ketika tidak sedang kering), tapi mancing dengan membayar saya yakin tak akan melakukannya.

Di musim hujan ini sugai-sungai sedang banjir, pada masa lalu di saluran-saluran air yang menyusuri kampung-kampung pada siang bahkan malam hari di musim seperti ini tak pernah sepi dari pemancing. Tak selalu dapat ikan memang, tapi kami dari anak-anak sampai orang tua senang melakukannya walau dikerubuti nyamuk, ditemani kotoran manusia yang membisu di air yang tenang bahkan tak takut dengan ular yang pada masa itu masih mudah dijumpai. Kegemaran memancing saya alami pada masa kecil, entah apa motifasinya waktu itu, saya bahkan sering sampai hujan-hujanan menunggu datangnya ikan bernasib sial atau pergi jauh ke sungai-sungai yang tak ada orang memancing di sana.

Dan sudah lama sekali saya tak mancing, sekarang ingat mancing karena mendengar cerita keponakan itu dan rasanya ingin mancing lagi. Empat tahun lalu memang pernah diajak seorang teman ke tambak ikan milik orang tuanya dan sempat mancing di sana. Duduk diam menunggu sambil baca buku dari hape atau tat tit tut bikin status tentang pemilu di media sosial  sambil sebentar-sebentar melirik joran rasanya bisa dicoba lagi mumpung sungai masih banjir,  cuma di sungai yang mana dan siapa yang mau menemani?

1 komentar:

Himawan Sant mengatakan...

Buat penyuka mancing saat kailnya dapet ikan .. sensasinya pasti senang banget ya.
Sayangnya kok aku tuh belum pernah sekalipun berhasil dapat ikan ..., ujung-ujungnya beli ikan matang hahaha :D