Sebelum panjang lebar, rasanya perlu saya katakan
bahwa isi tulisan ini tidak bermaksud menuduh apalagi membuat fitnah. Saya
menulis sekedar berbagi pengalaman hidup, karena kadang saya memikirkan tentang
perlunya berbagi pengalaman; sering seseorang menganggap remeh suatu peristiwa
padahal ada di antara kita yang mengaku mendapat hikmah dari hal-hal remeh.
Jadi saya cuma mau cerita tentang sesuatu yang sedang saya alami tanpa ada keinginan
mempengaruhi siapapun. Pun andai anda mengalami sesuatu yang sama dengan yang
saya alami, yaitu karena makan emping melinjo lalu terserang asam urat, saya
harap anda bersabar dalam berkesimpulan, setidaknya sampai anda selesai
membaca tulisan ini.
Ceritanya saya awali dari beberapa waktu lalu ketika adik bungsu saya berkunjung
dengan oleh-oleh emping melinjo (di desa tempat kelahiran saya di daerah Tegal
barat selatan pohon melinjo tumbuh liar di pekarangan rumah penduduk, maka
emping melinjo adalah makanan yang khas di sana). Saya yang semenjak
meninggalkan kampung halaman jarang makan emping melinjo, apalagi sejak
terserang asam urat sebelas tahun lalu, saya mencoba tak kenal lagi pada
makanan gurih itu. Cuma karena oleh-oleh itu tiba-tiba ada rasa penasaran dan akhirnya
kangen-kangenan. Namun ternyata, meski rasanya pahit (dan gurih), makanan ini
bikin ketagihan. Sampai dari kangen-kangenan tadi kemudian terus-terusanlah
saya berkriak kriuk kriak kriuk meski ada rasa khawatir. Dan akhirnya tiga hari
lalu setelah tidur siang yang panjang pergelangaan tangan saya berasa sakit.
Saya tidak menuduh emping melinjo penyebab sakitnya
pergelangan tangan saya tiga hari terakhir ini. Cuma sebelum sakit itu tiba,
istri saya sudah mengingatkan agar berhenti memakannya. Sebab sudah jadi
pengetahuan umum, kadar purin yang tinggi pada melinjo membuat dokter melarang
pengidap asam urat tinggi mengonsumsi emping melinjo. Sebelas tahun lalu saat
serangan asam urat atau gout pertama, dokter pun berpesan agar saya menjauhi
emping dan jeroan. Dan sudah saya patuhi, tapi mungkin karena godaan syetan yang
terkutuk, kemarin kepatuhan itu teringkari. Padahal konon menurut buku tentang
asam urat yang pernah saya baca, serangan asam urat ke dua biasanya terjadi
pada sebelas tahun setelah serangan yang pertama.
Sekali lagi saya katakan, dengan tulisan ini saya
tidak menuduh. Walaupun mungkin saja emping melinjonya tak akan marah andai
merasa dituduh, namun karena saya belum memeriksakan diri ke dokter jadi belum
pasti yang sedang saya alami ini serangan asam urat. Saya hanya menduga karena
yang sakit di persendian. Penyakit asam urat sesuai teori kan karena tingginya
kadar asam urat dalam tubuh yang karena ada gangguan pada ginjal sehingga tak
terbuang lewat urin maka mengendap di persendian.
Saya berharap ini bukan penyakit asam urat. Dan bukan
pula karena emping melinjo. Ya Allah, sembuhkanlah sakit hamba-Mu ini…
5 komentar:
emping melinjo enak bang saya biasa habis sepiring tidak terasa
haha... bener, meski rada pait tapi keponakan saya yg umur tiga tahun juga doyan
Wawh wah bagi yang kena ASAM URAT sangat tidak dianjurkan makan Emping Melinjo. Hiehiehiheiheiheiehiehiehiee
Kalo kena asam urat jangan makan emping tapi coba deh makan buah sirsak.. katanya sirak bisa buat asam urat.
nandar: mengkudu juga
Posting Komentar