Pada tahun 2014, seorang pria berusia 56 tahun dirawat di rumah
sakit karena gagal ginjal. Rupanya, ini disebabkan ia terlalu banyak minum teh
hitam dingin. Yang mengejutkan adalah ia mengonsumsi sekitar 16 cangkir per
hari, yang menyebabkan konsekuensi mengerikan seperti ini. Ginjalnya rusak oleh
oksalat --zat kimia yang terkandung dalam teh hitam. Agar terhindar dari
konsekuensi semacam ini, Anda disarankan untuk tidak meminum lebih dari 6
cangkir teh hitam per hari.
Paragraf di atas saya
kutip dari satu artikel baru saya baca di sini Sebagai orang yang punya kebiasaan
minum teh tak peduli takaran, saya tentu saja kaget. Biasanya saya minum teh pada
sore hingga malam hari—diseduh di poci pada menjelang maghrib lalu diminum
dengan cara ditambah air panas hingga malam hari—yang kalau dikira-kira bisa
lebih dari sepuluh cangkir. Atau dengan gelas besar pakai teh celup
yang bisa berkali-kali ditambah air panas sampai tak lagi pekat warnanya.
Teh sebagai minuman
bukanlah sesuatu yang baru bagi saya, sejak melek
mata minuman dari daun yang dikeringkan ini tak pernah kurang persediaan di
rumah. Teh bisa berdus-dus di rumah—lemari bisa penuh dengan teh bermacam-macam
merek saat lebaran sebagai kiriman dari tetangga dan saudara—yang bisa jadi
persediaan satu tahun penuh. Apabila berkunjung ke rumah tetangga, minuman yang
disuguhkan pun pasti teh, bahkan anak-anak muda di sini punya kebiasaan moci saat nongkrong diwarung atau di
rumah (moci adalah minum teh yang diseduh di poci).
Pada artikel yang saya
kutip di atas minum teh lebih dari limabelas cangkir bisa beresiko gagal
ginjal, di sekitar saya sangat mungkin banyak orang yang konsumsi tehnya lebih
dari itu, tapi sepertinya gagal ginjal penyakit yang asing. Mungkin aktifitas
fisik mempengaruhi, di masyarakat desa yang umumnya petani dan pekerja kasar dengan
mobilitas tinggi dan badan terus-menerus memeras keringat ginjalnya bisa jadi
merespon beda dengan orang-orang yang lebih banyak duduk diam. Jadi sangat
mungkin pola yang sama konsekwensinya berbeda.
Walau bagaimana, artikel
itu layak dibaca dan jadi peringatan agar kita punya takaran dalam mengonsumsi.
Apalagi sekarang banyak minuman kemasan yang banyak diantaranya dilabeli teh yang
kita perlu waspada dengan komposisinya. Dan sebagai penutup, monggo diseruput
kopinya eh…tehnya.
6 komentar:
Hehe untung aku gak suka teh. Kalo bertamu ke rumah orang, aku selalu bilang "mutih aja". Air putih saja hahahhahaha....
waduh, ngeri juga ya sob.. emang bnr sih, segala sesuatu yg kita konsumsi itu hrs TDK BOLEH BERLEBIHAN, apapun bentuknya kalo berlebihan jls bkn manfaat yg diperoleh, tp bs menjadi FATAL. untungnya saya cm doyan ngopi sob, itu pun dibatasi maksimal 1 cangkir kopi perhari.
wah untung saya favoritnya air putih aja. Lagian kalau minum teh bagusnya kalau lagi makan diluar aja. wkwkw air putih lagian sehat, dan gratis.
Kalau saya mungkin lebih dari itu, karena setiap membuat teh pakai gelas yang ukurannya jumbo. Semoga saja sehat terus.
ADA YANG SUKA KOPI ADA YANG SUKA TEH, ADA YANG GAK SUKA KOPI DAN TIDAK SUKA TEH. kalo saya suka semua, yang penting nggak berlebihan sepertinya, biar tetap sehat
Apapun yang sifatnya berlebihan memang tidak baik, yang sedang-sedang saja.
Aku selalu mengimbangi minum teh dan air putih.
Posting Komentar