Masih dalam suasana Tahun Baru, tapi
sudah tak ada lagi orang bicara tentang tahun baru—sedtidaknya di sekitaran
saya. Saya jadi membaca ini sebagai tanda bahwa manusia atau kebanyakan manusia
tak suka menengok ke belakang kalau tidak terpaksa haha. Menjelang tahun baru
ramai-ramai rebut resolusi, sudah masuk tahun baru semua pun berburu hasil yang
ada di depan, malas bicara masa lalu. Apakah masa lalu memang tidak perlu?
Bicara masa lalu bagi saya pribadi,
adalah sesuatu yang menyenangkan. Sering saya mengunjungi teman-teman lama atau
teman masa kanak-kanak hanya untuk bicara masa lalu. Tak semua kenangan di masa
lalu menyenangkan tentu saja, ada banyak yang menyakitkan atau memalukan, namun
justru dengan mengunjungi masa lalu untuk membicarakan hal-hal yang memalukan
itu malahan bisa mengubahnya jadi sebaliknya. Menertawakan kesialan di masa lalu
ternyata bisa mengurangi beban batin akibat kesialan itu. Sedangkan untuk masa
depan saya justru tak begitu antusias, mungkin karena terlalu bergairah dengan
masa depan lebih sering mendatangkan kecewa.
Dan bicara masa lalu lagi, kemarin
tanpa sengaja (tentu saja) saya nemu
uang koin lama pecahan seratus rupiah. Sebagai manusia Jaman Old saya lumayan banyak mengenal jenis koin walau tak semua
pernah saya gunakan. Pecahan seperti Rp 1,- walau cuma sekali dua kali pernah
melihatnya sebagai sisa masa lalu yang tak lagi dibutuhkan. Rp 5,- kebawah dulu
bahannya seperti koin Rp 500,- sekarang dengan ukuran yang lebih tebal dan
lebih besar. Pecahan Rp 10,- bahannya kuning seperti pecahan limaratusan kuning
sekarang dengan ukuran kecil dan tipis. Ada juga pecahan Rp 25,- yang mirip
dengan uang koin seribuan dengan ukuran lebih kecil, terkenal sebagai lawean. Dan pecahan koin tertinggi waktu
saya kecil adalah seratus rupiah yang juga jadi pecahan terendah dalam uang
kertas .
Saya tak akan bercerita banyak
tentang kenangan di sini, hanya sekedar bicara bahwa masa lalu itu ternyata
perlu. Sseperti uang seratusan lama yang baru saya temukan di jalan itu, saya
anggap perlu karena bahan dan ukurannya yang besar dan tebal membuatnya bisa
untuk kerokan. Saya biasanya kalau masuk angin obatnya cukup kerokan, dan pakai
koin kecil model sekarang rasanya tidak enak atau perih, koin lama yang tebal
dan lebar rasanya lebih nyaman. Juga
siapa tahu uang hasil mungut di jalan itu bisa jadi barang antik yang entah
kapan waktunya ada kolektor nyari-nyari dan mau membayar mahal. Masa lalu
memang perlu .
3 komentar:
Mentertawakan masa lalu itu perlu. Saya suka dan sering sekali mentertawakan kekonyolan dan kesialan masa lalu. Obat stres.
Koin zaman old memang gold. Tapi tampaknya tidak begitu diterima saat saya menabung di bank. Harus ditukar dulu. Dan batas penukarannya, saya tertinggal. Yasudah deh, dikoleksi saja. Siapa tau ada kolektor yang memburu kan?
Selamat tahun baru. Saya bukan tim kerokan. Saya tim minum panadol :)
Posting Komentar